Selasa, 17 Januari 2012

Amalan Rabu Wekasan


Sebagian orang Ahli Makrifat termasuk orang yang Ahli Mukasyafah (orang yang bashirah sirrinya telah dibuka oleh Allah sehingga dapat mengetahui sesuatu yang ghaib) dan Ahli Tamkin (orang yang sudah mapan di dalam derajat haqiqat/makrifat), ia berkata: "Setiap tahun Allah menurunkan bala' (bencana) jumlahnya 320.000 bencana, kesemuanya diturunkan pada hari Rabu yang terakhir pada bulan Shafar, karenanyalah hari itu menjadi hari yang paling berat dalam setahun.

Dalam kitab Al-Jawahir al-Khoms, Syech Kamil Fariduddin as-Syukarjanji dihalaman ke 5, disebutkan pada tiap tahun hari rabu terakhir di bulan Safar, Allah akan menurukan 320.000 bala bencana ke muka bumi. Hari itu akan menjadi hari-hari ang paling sulit diantara hari-hari dalam satu tahun. Dalam kitab tersebut, disunahkan kita untuk mendirikan Shalat pada hari tersebut sebanyak 4 rakaat dimana tiap rakaatnya membaca surat alfatihah, dan surat al-kautsar 17 kali, kemudian al-ikhlas 4 kali, surat alfalaq dan an-nass masing-masing satu kali.Dalam bukunya “Kanzun Najah was-Suraar fi Fadail al-Azmina wasy-Syuhaar“, Syech Abdul Hamid al-Quds, Imam Besar Masjidil Haram mengatakan, “Banyak Awliya Allah yang mempunyai Pengetahuan Spiritual telah menandai bahwa setiap tahun, 320 ribu penderitaan (Baliyyat) jatuh ke bumi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.” Hari ini dianggap sebagai hari yang sangat berat dibandingkan hari-hari lain sepanjang tahun. Beberapa ulama mengatakan bahwa ayat Alquran, “Yawma Nahsin Mustamir” yakni “Hari berlanjutnya pertanda buruk” merujuk pada hari ini.
Dalam budaya Jawa (kekhalifahan/kerajaan mataram Islam) tradisi rabu terakhir bulan safar ini di akomodir dalam tradisi Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan. Berbagai macam aktivitas islami hadir dalam tradisi rebo wekasan di masyarakat jawa, dari mulai berkumpul untuk tahlilan (zikir bersama), berbagi makanan baik dalam bentuk gunungan maupun selamatan, sampai sholat sunnah lidaf’il balaa bersama.
Shalat sunnah memohon ampun dari bala bencana (lidaf’il balaa) jamak dilakukan oleh pengikut Jamiyyah Nahdlatul Ulama di Indonesia dan dunia. Walau dalam khasanah pemikiran NU sendiri shalat ini diterima dengan baik dan memodifikasi/meluruskan ajaran islam-kejawen yang memelencengkannya menjadi Sholat Rebo Wekasan. KH.Hasyim Asy’arie pendiri NU juga pernah berfatwa, tidak boleh mengajak atau melakukan sholat Rebo wekasan karena hal itu tidak ada syariatnya. KH.Mustofa Bisri(Gus Mus) berfatwa kalau dikampung-kampung masih ada orang yang menjalankan sholat rebo wekasan, ya niatnya saja yang harus diubah. Jangan niat sholat Rebo wekasan, tapi niat sholat sunat gitu saja, atau niat sholat hajat walau hajatnya minta dijauhkan dari bala’, pokoknya jangan niat sholat Rebo wekasan karena memang nggak ada dasarnya. Dan kepada mereka yang jadi panutan masyarakat harus menjelaskan soal ini.” Shalat sunnah lidaf’il balaa ini tak harus dilakukan di hari rabu terakhir bulan safar, tapi dimana kala ketika kita merasa firasat buruk akan adanya bala bencana.
Adapun kaifiyah amaliyah :

• Niat:
أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالٰى
• Tiap raka'atnya membaca:
1. Surat Al-Fatihah 1 x
2. Surat Al-Kautsar 17 x
3. Surat Al-Ikhlas 5 x
4. Surat Al-Falaq 1 x
5. Surat An-Naas 1 x
• Setelah salam membaca doa:
Jika sendirian:
بِسْــمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللّـٰـهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوٰى ، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ ، يَا عَزِيْزُ ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ ، اِكْفِـنِيْ مِنْ شَرِّ جَمِيْعِ خَلْقِكَ ، يَا مُحْسِنُ ، يَا مُجَمِّلُ ، يَا مُتَفَضِّلُ ، يَا مُنْعِمُ ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لآَ إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ ، اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللّـٰـهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ ، وَأَخِيْهِ ، وَجَدِّهِ ، وَأَبِـيْهِ ، وَأُمِّـهِ ، وَبَنِيْـهِ ، اِكْفِـنِيْ شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ ، وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ ، فَسَـيَكْفِيْـكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ، وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ ، وَصَلَّى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آٰلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Jika bersama-sama:

بِسْــمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللّـٰـهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوٰى ، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ ، يَا عَزِيْزُ ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ ، اِكْفِـنَا مِنْ شَرِّ جَمِيْعِ خَلْقِكَ ، يَا مُحْسِنُ ، يَا مُجَمِّلُ ، يَا مُتَفَضِّلُ ، يَا مُنْعِمُ ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لآَ إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ ، اِرْحَمْنَا بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللّـٰـهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ ، وَأَخِيْهِ ، وَجَدِّهِ ، وَأَبِـيْهِ ، وَأُمِّـهِ ، وَبَنِيْـهِ ، اِكْفِـنَا شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ ، وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ ، فَسَـيَكْفِيْـكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ، وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ ، وَصَلَّى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آٰلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Maka Allah dengan sifat Karom-Nya akan menjaga orang tersebut dari semua bencana yang diturunkan pada hari itu dan bencana-bencana itu tidak akan mengitari di sekitarnya sampai sempurna satu tahun.

Imam Fariduddin Syakar Kan dalam kitab Awrad al-Khawajah Mughniddin, seperti yang disebutkan pula dalam kitab Al-Jawahir al-Khams, mengatakan Asy-Syaikh Al-Buni di dalam kitab Al-Firdaus menyebutkan bahwa Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan bala pada hari Rabu terakhir bulan Shafar antara langit dan bumi.Lalu diterima oleh Malaikat Quthbul Gauts yang menyebarkannya ke penjuru alam. Apapun yang terjadi berupa kematia, bala atau musibah itu adalah yang disebarkan oleh Quthbul-Gauts.

Karena itu, barang siapa ingin selamat dari semua bala dan musibah itu hendaklah melakukan shalat 6 rakaat. Pada rakaat ke-1 membaca surat Al-Fatihah dan ayat Kursi, dan rakaat ke-2 membaca surat Al-Ikhlas, demikian seterusnya. Setelah usai melakukan shalat, bershalawat kepada Nabi SAW dengan Shalawat apapun dan membaca doa berikut ini :
Seorang ulama shalihin juga menyebutkan bahwa hari rabu terakhir bulan Shafar merupakan Yaumu nahsin Mustamirr (hari yang penuh dengan bala), maka disunnahkan pada hari itu membaca surah Ya-Sin, dan ketika sampai pada bacaan “salamun qowlam-mirrabbirrahim” hendaklah mengulang2nya sebanyak 313X. Setelah selesai membaca surah, hendaklah membaca doa berikut :

(Sumber : Majalah Alkisah Edisi 02/2010)