Semua
surat-surat Nabi SAW yang dikirim kepada raja dan penguasa dunia disambut
dengan baik dan sangat dihargai sekali oleh mereka kecuali surat beliau yang
dikirim kepada Kisra atau Khosrau II (Penguasa Persia). Setibanya surat beliau
dan sehabis dibaca surat beliau dirobek robek oleh Khosrau. Rasulullah berdoa:
“Ya Allah robek robeklah kerajaannya”.
Kalau
kita membaca isi surat surat Nabi SAW yang dikirim untuk penguasa penguasa
dunia kita bisa lihat dengan jelas bahwa Rasulullah SAW adalah seseorang yang
ahli berdiplomasi dan sangat pintar bersiasat. Kita bisa lihat bahwa beliau
sangat menghargai dan memuliakan kedudukan mereka sebagai penguasa dunia.
1- Surat Nabi SAW untuk Raja Negus (Penguasa Ethiopia)
Isi
surat:
Dari
Muhammad utusan Islam untuk An-Najasyi, penguasa Abyssinia (Ethiopia). Salam
bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan kecuali
Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan,
Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari
Allah yang diciptakan dengan kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam
yang terpilih, baik dan terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa
dengan tiupan ruh dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan
Nya. Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan
menasihatimu maka terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti petunjuk.
2- Surat Nabi SAW untuk Raja Heraclius (Kaisar Romawi)
Isi
surat:
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan
Allah untuk Heraclius Kaisar Romawi yang agung. Salam bagi siapa yang mengikuti
petunjuk. Salain dari pada itu, sesungguhnya aku mengajak kamu untuk memeluk
Islam. Masuklah kamu ke agama Islam maka kamu akan selamat dan peluklah agama
Islam maka Allah memberikan pahalah bagimu dua kali dan jika kamu berpaling
maka kamu akan menanggung dosa orang orang Romawi. “Katakanlah: Hai Ahli
Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling
maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)”. Al-Imron : 64
3- Surat Nabi SAW untuk Raja Khosrau II (Penguasa Persia)
Isi
surat:
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan
Allah untuk Khosrau, penguasa Persia yang agung. Salam bagi orang yang
mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan RasulNya, dan bagi orang yang
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya,
dan bagi yang bersaksi bawha Muhammad itu hamba Nya dan utusan Nya. Aku
mengajakmu kepada panggilan Allah sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi
seluruh manusia supaya aku memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup
(hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.
Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat. Jika kamu menolak maka kamu akan
menanggung dosa orang orang Majusi.
4- Surat Nabi SAW untuk Al-Muqawqis (Penguasa Mesir)
Isi
surat:
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad bin
Abdullah utusan Allah, untuk al-Muqawqis penguasa Mesir yang agung. Salam bagi
siapa yang mengikuti petunjuk. Selain dari pada itu, aku mengajakmu kepada
panggilan Allah. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat dan Allah akan
memberikan bagimu pahala dua kali. Jika kamu berpaling maka kamu akan
menanggung dosa penduduk Mesir.“.
Setelah
al-Muqawqis membaca surat Nabi SAW, ia membalas surat beliau dan memberikan
kepada beliau dua hadiah. Hadiah pertama berupa dua budak belian bernama Maria
binti Syam'un al-Qibthiyyah yang dimerdekakan Nabi SAW dan menjadi istri
beliau, darinya Rasulullah SAW mendapatkan seorang anak yang diberi nama
Ibrahim (wafat semasih kecil), nama ini diambil dari nama kakek beliau Nabi
Ibrahim AS. Dan budak kedua adiknya sendiri Sirin binti Syam'un Al-Qibthiyyah
yang dikawini Hassan bin Tsabit RA, sastrawan unggul pada zaman Nabi SAW.
Hadiah kedua berupa kuda untuk tunggangan beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar