Senin, 26 September 2011

MEROKOK MEMBANTU MELINDUNGI TERHADAP KANKER PARU-PARU

 Sumber : dari sini

PERHATIAN : CATATAN INI SEBAGAI WACANA, BAHAN DISKUSI.... BUKAN MERUPAKAN AJAKAN UNTUK MEROKOK....

Sebaiknya Anda buka link ini terlebih dahulu (english) : http://www.sott.net/articles/show/226999-Smoking-Helps-Protect-Against-Lung-Cancer


MEROKOK MEMBANTU MELINDUNGI TERHADAP KANKER PARU-PARU

Setiap tahun, beribu-ribu dokter medis dan anggota ‘Gerakan Anti-Merokok’ mengeluarkan milyaran dolar untuk mengabadikan apa yang tak bisa disangkal lagi, dan sudah menjadi program rekayasa sosial (yang walaupun berhasil), tapi paling menyesatkan dalam sejarah. Dengan dorongan dari beberapa pemerintahan barat, para pelobi Orwellian ini memburu perokok dengan suatu semangat fanatik yang sepenuhnya mengalihkan kegiatan pelarangan alcohol Amerika, yang berawal dari tahun 1919 dan berlangsung hingga 1933.

Sebelumnya, kita melihat ke belakang dulu tentang pelarangan alkohol oleh Amerika. Benar adanya bahwa suatu bangsa secara keseluruhan memperbolehkan minum segelas bir atau scotch. Memang meyedihkan, meskipun kurangnya bukti bahwa alkohol itu membahayakan manusia jika dikonsumsi tidak terlalu banyak.
Sayang, ketidakamanan alkohol tidak menarik perhatian para aktifis yg vokal. Pengendalian opini publik merupakan satu-satunya tujuan yang benar bagi mereka. Orang-orang Amerika terlihat ‘berdosa’ gara-gara menikmati beberapa jenis minuman alkohol, dan para militan mengetengahinya dengan nama Tuhan untuk membuat mereka semua merasa tidak senang lagi.

Walaupun tidak ada hubungan langsung antara alkohol dan tembakau, sejarah pelarangan di Amerika menjadi penting, sebab sejarah itu membantu kita memahami bagaimana sejumlah kecil pengikut fanatik bisa berhasil mengendalikan perilaku dan kehidupan ribuan juta orang. Dewasa ini hal yang persis sama terjadi terhadap perokok, meskipun saat ini masalahnya lebih berada di tangan para pengikut fanatik pemerintah dan praktisi medis yang acuh tak acuh dibandingkan dengan pengikut fanatik agama yang bertindak sebagai aktifis yg vokal.

Beberapa pemerintahan tertentu tahu bahwa tindakan-tindakan mereka di masa lalu bertanggung jawab langsung atas penyebab kebanyakan kanker paru-paru dan kulit di dunia sekarang ini. Jadi, mereka bertindak terlalu jauh dalam upayanya membelokkan tanggung jawab dan juga utang financial mereka, dan sebagai gantinya, mereka menimpakannya terhadap tembakau yang tidak berbahaya itu. Sebagaimana akan kita lihat kemudian dalam laporan, tembakau yang sederhana itu belum pernah membahayakan siapapun, dan dalam hal-hal tertentu dapat dibenarkan bahwa tembakau itu dapat memberikan proteksi awal bagi kesehatan.

Tidak semua pemerintah di dunia ini menghadapi masalah yang sama. Jepang dan Yunani mempunyai jumlah perokok dewasa terbanyak di dunia, tetapi mempunyai jumlah terkecil penderita kanker paru-paru. Sebaliknya, Amerika , Australia, Rusia, dan beberapa kepulauan Pasifik Selatan memiliki jumlah terkecil perokok dewasa di dunia, tetapi memiliki jumlah tertinggi penderita kanker paru-paru. Ini adalah petunjuk utama dalam membongkar kebohongan kedokteran barat yang mustahil tapi sudah berakar, bahwa "Merokok Menyebabkan Kanker Paru-paru."

Kontak pertama orang Eropa dengan tembakau terjadi tahun 1492 ketika Columbus dan rekan petualangnya, Rodriguo de Jerez, melihat penduduk asli merokok di Kuba. Pada hari itu juga de Jerez pertama kalinya mengisap rokok dan dia sangat merasa relaks, sebagaimana penduduk setempat meyakinkannya. Peristiwa ini menjadi penting, sebab de Rodriguo de Jerez menemukan apa yang yang sudah dikenal orang Kuba dan Amerika selama berabad-abad bahwa merokok cerutu dan sigaret tidak hanya membuat relaks, tapi juga menyembuhkan batuk-batuk dan penyakit-penyakit ringan lainnya. Ketika dia pulang ke negerinya, dengan bangganya de Jerez merokok cerutunya di jalan, dan akibatnya diapun segera ditangkap dan dipenjarakan selama tiga tahun oleh Pengadilan Spanyol yang mengerikan itu. Jadi, de Jerez adalah korban pertama lobi anti-merokok. Dalam kurun waktu kurang dari setengah abad, merokok menjadi kebiasan yang amat disenangi dan diterima oleh masyarakat di seluruh Eropa. Ribuan ton tembakau diimpor dari berbagai koloni untuk memenuhi kebutuhan yang jumlahnya meningkat. Sejumlah penulis memuji tembakau sebagai obat universal untuk penyakit-penyakit manusia. Pada awal abad 20 hampir setiap satu dari dua orang adalah perokok, tetapi jumlah penderita kanker pariu-paru tetap rendah, sehingga hampir dapat diabaikan. Kemudian terjadi sesuatu yang luar biasa pada 16 Juli 1945, sebuah peristiwa perubahan besar yang ahirnya akan menyebabkan banyak pemerintahan barat untuk mengubah persepsi tentang merokok selamanya, sebagaimana dikemukakan oleh K. Greisen :“Ketika intensitas sinar itu berkurang, saya simpan gelas minum dan langsung melihat ke menara. Saat-saat itulah saya melihat warna biru mengelilingi awan asap. Kemudian, seseorang berteriak agar kami sebaiknya memperhatikan gelombang kejut yang bergerak di atas tanah. Kemunculannya berupa area melingkar yang bersinar terang dekat dengan tanah, yang pelan-pelan menyebar ke arah kami. Warnanya kuning. Permanennya awan asap itu adalah satu hal yang mengejutkan saya. Sesudah ledakan pertama yang cepat itu, bagian bawah awan tersebut terlihat membuat sebuah bentuk yang tetap dan terus tergantung di udara tanpa bergerak. Sementara itu, bagian atasnya terus naik, sehingga sesudah beberapa menit, bagian ini mencapai ketingian lima mil. Lama-lama, bagian atas ini bentuknya berkelok-elok yang disebabkan oleh velositas angin yang berubah-ubah pada ketinggian yang berbeda. Asap itu sudah menembus awan pada saat awal naiknya asap, dan terlihat tidak terpengaruh sama sekali oleh awan itu.”
Peristiwa jelek ini dikenal dengan "TRINITY TEST" (Tes Trinitas), senjata nuklir pertama yang kotor ini yang diledakkan di atmosfir. Dengan enam kilogram PLUTONIUM yang dipadatkan luar biasa oleh lensa-lensa peledak, Trinitas meledak di atas New Mexico dengan kekuatan mendekati 20.000 ton TNT. Dalam hitungan detik saja, milyaran partikel radio aktif yang mematikan itu tersebar di atmosfir sampai ketinggian enam mil, yang dapat disebarkan pesawat-pesawat jet berkecepatan tingi ke mana-mana.

Pemerintah Amerika sudah tahu tentang radiasi ini terlebih dahulu dan sadar betul akan pengaruh lethal / mematikan terhadap manusia, tetapi dengan naifnya memerintahkan uji coba itu tanpa memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan sama sekali. Di mata hukum, tindakan ini adalah pelanggaran besar yang jelas salah, namun Pemerintah AS tidak peduli. Cepat atau lambat, mereka akan menemukan seorang penjahat lainnya untuk dampak jangka panjang yang akan diderita oleh rakyat Amerika sendiri dan warga negara lainnya di darerah-daerah setempat dan terpencil.
Jika sebutir partikel radio aktif mikroskopis mengenai kulit Anda di pantai, maka Anda akan terkena kanker kulit. Coba saja hisap sebutir partikel tersebut yang sama dengan dosis lethal , maka kematian akibat kanker paru-paru tidak dapat dihindari, walaupun Anda bukan seorang perokok sigaret. Partikel radio aktif mikroskopis padat masuk jauh di dalam jaringan paru-paru, membanjiri persediaan vitamin B 17 yang terbatas dalam tubuh, dan menyebabkan pertambahan sel yang tidak terkendali. Bagaimana kita bisa sepenuhnya yakin bahwa partikel radio aktif yang turun ke tanah itu benar-benar menyebabkan kanker paru-paru setiap saat seorang subjek secara internal terkontaminasi? Bagi para ilmuwan, yang sebaliknya dengan dukun-dukun medis dan para propagandis pemerintah, hal ini bukanlah masalah. Bagi teori apapun yang dapat diterima secara ilmiah, teori itu harus dibuktikan sesuai dengan kaidah-kaidah yang tepat yang secara universal disepakati para ilmuwan. Pertama, subjek tersangka radio aktif harus diisolasikan, kemudian digunakan dalam eksperimen-eksperimen lab yang dikedalikan dengan tepat untuk akhirnya mencapai hasil yang diklaim, misalnya kanker paru-paru pada mamalia.

Melalui prosedur ini, para ilmuwan sudah mengorbankan puluhan ribu tikus selama bertahun-tahun, yang dengan sengaja mendedikasikan paru-paru mereka kepada partikel radio aktif. Hasil-hasil penelitian ilmiah dari berbagai jenis eksperimen yang didokumentasikan ternyata persis sama. Setiap tikus dengan setia menderita kanker paru-paru, dan kemudian setiap tikus mati. Jadi, teori ini sudah disesuaikan dengan fakta ilmiah yang kuat dibawah kaidah-kaidah laboratorium yang dikendalikan secara ketat. Subjek tersangka (materi radio aktif) menyebabkan hasil yang diklaim menjadi penyebab kanker paru-paru ketika dihisap oleh mamalia.

Besaran keseluruhan risiko kanker paru-paru terhadap manusia dari sebaran radio aktif di atmosfir tidak dapat terlalu dilebih-lebihkan. Sebelum Rusia, Inggris, dan Amerika mengundangkan uji coba nuklir di atmosfir pada 5 Agustus 1963, lebih dari 4.200 kilogram plutonium sudah disebar ke dalam atmosfir. Karena kita tahu bahwa kurang dari satu mikrogram (1/1.000.000 gram) plutonium yang terhisap menyebabkan kanker paru-paru pada seorang manusia, maka kita tahu bahwa pemerintah negara  yang baik itu sudah menyebarluaskan 4.200.000.000 (4,2 milyar) dosis lethal ke dalam atmosfir, dengan waktu paruh bertahan selama minimal 50.000 tahun. Menakutkan, bukan? Sayang sekali, keadaannya malah memburuk.

Plutonium yang disebutkan di atas berada di dalam senjata nuklir sebelum peledakan, tetapikandungan paling besar partikel radio aktif berasal dari kotoran atau pasir biasa yang terhisap dari tanah, dan teradiasi saat partikel-partikel itu naik ke atas lewat bola api senjata itu. Partikel-partikel ini membentuk "asap" terbanyak yang terlihat pada foto peledakan nuklir manapun. Dalam sebagian besar kasus, beberapa ton materi terhisap dan secara permanen teradiasi dalam persinggahannya. Namun demikian, mari kita bersikap konservatif dan mengklaim bahwa hanya 1000 kilogram materi permukaan yang terhisap oleh masing-masing uji coba nuklir.

Sebelum dilarang oleh Rusia, Inggris, dan Amerika, ternyata sudah dilakukan 711 uji coba nuklir di atmosfir yang membentuk 712.000 kilogram partikel radio aktif mikroskopis yang masih harus ditambahkan lagi 4.200 kilogram yang berasal dari senjata-senjata mereka sendiri, maka berat kotornya sekalipun masih memakai perhitungan konservatif, mencapai 715.200 kilogram. Tiap kilogram mengandung lebih dari satu juta dosis lethal . Ini berarti bahwa pemerintah Anda telah mengkontaminasikan atmosfir Anda dengan lebih dari 715.000.000.000 (715 milyar) dosis, sehingga cukup sebagai penyebab kanker paru-paru dan kulit 117 kali pada setiap laki-laki, perempuan, dan anak di muka bumi ini.

Sebelum Anda bertanya, jawabannya "Tidak". Partikel-partikel radio aktif itu tidak akan "menghilang" paling tidak selama hidup Anda atau anak dan cucu Anda. Dengan paruh hidup 50.000 tahun atau lebih, trliliunan partikel radio aktif buatan pemerintah yang mematikan ini berada di sekitar Anda selamanya. Dengan disebarluaskan ke seluruh dunia oleh pesawat- pesawat jet yang berkecepatan hebat itu, partikel-partikel tersimpan secara acak meski dalam konsentrasi-konsentrasi yang lebih tinggi dalam jarak beberapa ribu mil dari lokasi uji coba. Gangguan angin atau gangguan permukaan udara lainnya, semua menyebabkan penyebaran lagi dan menjadikan bahaya yang lebih besar bagi orang-orang di daerah sekitar mereka.

Aktivitas bermain tendang pasir di sekitar pantai pada musim panas sekarang ini dapat berarti bunuh diri jika Anda mengaduk-aduk partikel-partikel radio aktif yang dapat menempel pada kulit Anda atau terhisap masuk ke dalam paru-paru Anda. Oleh sebab itu, jangan lagi mengolok-olok Michael Jackson waktu dia muncul di bandara udara dengan memakai masker pada hidung dan mulutnya. Mungkin dia tampak eksentrik, tetapi Michael hampir pasti menyelamatkan hidup kita juga. Dua belas tahun sesudah Tes Trinitas yang membawa bencana ini, menjadi jelas bagi dunia Barat bahwa banyak hal semakin tidak terkontrol. Laporan Badan Penelitian Kedokteran Inggris menyatakan bahwa angka kematian global akibat kanker paru-paru sudah lebih dari dua kali lipat dalam kurun waktu 1945 sampai 1955, meskipun tidak ada penjelasan yang diberikan. Dalam periode 10 tahun berikutnya, angka kematian akibat kanker paru-paru di lingkungan sekitar Hiroshima dan Nagasaki meningkat tiga kali lipat. Setelah sepenuhnya merusak lingkungan untuk jangka waktu 50.000 tahun ke depan, sudah saatnya bagi "negara-negara kuat" untuk mulai mengambil tindakan tegas guna menanggulangi masalah ini. Bagimana rakyat dapat dibuktikan bersalah karena membuat diri mereka sendiri terkena kanker paru-paru, yakni dikatakan bersalah karena sakit yang ditimbulkannya sendiri, sementara pemerintah tidak bisa dipersalahkan atau digugat? Selain air, satu-satunya zat yang jelas terhisap orang ke dalam paru-paru adalah asap tembakau, jadi menurut pemerintah, itulah yang salah.

Para peneliti kedokteran yang malang itu tiba-tiba kebanjiran dana besar serta gratis dari pemerintah yang semua itu ditujukan untuk mencapai hasil ahir yang sama yaitu "Membuktikan bahwa merokok menyebabkan kanker paru-paru." Di pihak lain, para ilmuwan sejati (terutama beberapa ahli fisika nuklir terkemuka) tersenyum geram terhadap upaya-upaya lobi anti-merokok yang menyebalkan itu dan yang membujuk-rayu mereka hingga masuk perangkap yang mematikan itu. Para peneliti kedokteran gadungan itu diundang untuk membuktikan klaim mereka yang salah itu dibawah kaidah-kaidah ilmiah yang sama persis tegasnya dengan yang digunakan ketika membuktikan bahwa partikel-partikel radio aktif menyebabkan kanker paru-paru.

Ingat bahwa teori apapun yang dapat diterima secara ilmiah harus dibuktikan sesuai dengan kaidah-kaidah yang tepat yang secara universal disepakati para ilmuwan.Pertama, agen tersangka (asap tembakau) harus diisolasikan , lalu digunakan dalam kaidah-kaidah laboratorium yang dikendalikan dengan tepat untuk membuktikan hasil yang diklaim, yaitu kanker pada mamalia. Meskipun sudah memasukkan puluhan ribu tikus dan wirog yang mudah terkontaminasi ke dalam asap tembakau yang ekuivalen dengan 20 batang rokok per hari selama beberapa tahun, "ilmu kedokteran" belum pernah berhasil membuktikan adanya kanker paru-paru pada tikus atau wirog manapun.

Yah......, bacalah benar-benar kalimat ini tadi. Selama lebih dari 40 tahun, ratusan ribu dokter medis telah dengan sengaja membohongi Anda. Para ilmuwan sejati sudah berhasil memegang leher para peneliti gadungan itu, sebab dengan "membandingkan" antara eksperimen partikel radio aktif yang mematikan dan eksperimen terhadap asap rokok yang ramah dan tidak berbahaya itu, membuktikan dan menyimpulkan selamanya bahwa dalam kondisi apapun merokok tidak dapat menyebabkan kanker paru-paru. Lebih jauh lagi, dalam sebuah eksperimen besar yang "kebetulan" itu, mereka tidak pernah diperbolehkan mempublikasikan para ilmuwan sejati membuktikan dengan penjelasan yang menakjubkan bahwa merokok sebenarnya membantu melindungi terhadap kanker paru-paru. Semua tikus dan wirog digunakan hanya satu kali dalam sebuah eksperimen tertentu, lalu dihancurkan. Dengan cara ini, para peneliti yakin bahwa hasil-hasil dari zat apapun yang sedang mereka uji cobakan tidak dapat secara kebetulan terkontaminasi oleh pengaruh-pengaruh nyata atau khayalan dari suatu zat lain.

Kemudian suatu hari seolah-olah seperti magic, beberapa ribu tikus dari eksperimen terhadap merokok "secara kebetulan" menemukan jalan masuk ke dalam eksperimen terhadap partikel radio aktif yang sebelumnya sudah membunuh setiap tikus dan wirog malang yang diuji-cobakan itu. Tetapi saat ini, secara mutlak bukan hal-hal ajaib, 60 % dari tikus dan wirog yang sudah terkena asap tembakau ternyata bertahan hidup dalam kontaminasi partikel-partikel radio aktif itu.Satu-satunya variable adalah penyimpanan mereka terlebih dahulu dalam ruang dengan kuantitas asap tembakau yang banyak sekali.

Tekanan pemerintah segera dilakukan dan fakta-fakta itupun disembunyikan, tetapi hal ini tidak sepenuhnya dapat membungkam para ilmuwan sejati. Profesor Schrauzer, Ketua Asosiasi Ahli Kimia Bio-inorganik Internasional, menyatakan di depan sebuah Komisi Kongres Amerika Serikat tahun 1982 bahwa sudah lama diketahui para ilmuwan bahwa zat-zat tertentu dalam asap tembakau berfungsi sebagai anti-carcinogens (zat anti-kanker) dalam binatang-binatang percobaan. Dia melanjutkan bahwa ketika karsinogen yang sudah dikenal (zat-zat penyebab kanker) diterapkan terhadap binatang-binatang itu, maka aplikasi zat-zat asap rokok itu ternyata melawan mereka.

Profesor Schrauzer tidak berhenti sampai di sini . Dia lebih jauh menyatakan di atas sumpah di depan Komisi Kongres bahwa :"Tidak ada unsur asap rokok yang terbukti sebagai penyebab kanker paru-paru dalam tubuh hewan-hewan parcobaan di laboratorium akibat dari asap rokok."

Penyataan ini merupakan sebuah jawaban terhadap masalah yang agak membingungkan itu. Jika pemerintah memblokir publikasi makalah ilmiah Anda, ambillah jalan lain dan masukanlah fakta-fakta penting itu ke dalam catatan tertulis Kongres.

Dapat diprediksikan bahwa kebenaran nyata ini mengundang kemarahan pemerintah dan para peneliti kedokteran gadungan itu. Tahun 1982 sebenarnya mereka sudah mulai mempercayai propaganda mereka yang tolol itu, dan tidak dapat dibungkam oleh para anggota terkemuka gerakan ilmiah ini. Tiba-tiba saja mereka mengkambing-hitamkan unsur-unsur rahasia yang dimasukkan ke dalam rokok oleh perusahaan-perusahaan tembakau. "Yah, mesti demikian!" Mereka beramai-ramai menuntut dengan penuh rasa ingin tahu, sampai sekelompok ilmuwan menelepon dan mengemukakan bahwa unsur-unsur "rahasia" yang sama sudah dimasukkan ke dalam eksperiman tikus, dan karena itu, juga sudah terbukti tidak dapat menyebabkan kanker paru-paru. Pemerintah dan komunitas kedokteran semua kelihatannya putus asa. Karena pendanaan anti-merokok sudah mulai dilakukan sejak awal 1960-an, puluhan ribu dokter medis telah lulus dari fakultas kedokteran tempat mereka diajari bahwa "merokok menyebabkan kanker paru-paru." Sebagian besar mempercayai kebohongan itu, namun retak-retak mulai muncul pada cat kebohongan itu. Malahan, dokter-dokter yang lulus dengan IPK "C" tidak mampu membuat korelasi data , dan jika mereka bertanya, mereka diperintahkan agar tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bodoh.

Bahwa "merokok menyebabkan kanker paru-paru" berubah menjadi sebuah dogma, yakni sebuah mekanisme kepercayaan agama yang pura-pura sebagai wadah kepercayaan taklid yang dijadikan pengganti bukti ilmiah. Padahal, kepercayaan atas dasar taklid buta itu membutuhkan sebuah sistem penguatan yang positif. Dalam hal ini, sistem itu adalah agen-agen iklan dan media. Tiba-tiba, layar televisi dibanjiri dengan citra tentang paru-paru perokok yang menghitam dan mengerikan, disertai mantera bahwa Anda akan berada dalam kesedihan yang mengerikan apabila Anda tidak berhenti sekarang. Itu semua tentu sampah yang menyedihkan.

Di atas tempat tidur mayat, paru-paru seorang perokok dan bukan perokok kelihatan sama persis yaitu merah muda. Satu-satunya yang dapat dikatakan seorang ahli patologi bahwa Anda mungkin sudah menjadi seorang perokok jika dia menemukan lapisan nikotin yang tebal pada jari-jari Anda, sebungkus rokok Camels atau Malboro di dalam saku mantel Anda, atau salah seorang kerabat Anda secara tidak bijak mengakui pada catatan bahwa Anda pernah merokok tembakau iblis.

Banyak orang bertanya mengapa tikus yang terkontaminasi asap rokok terlindungi dari partikel-partikel radio aktif yang mematikan, dan lebih banyak orang bertanya mengapa angka-angka nyata sekarang ini menunjukkan bahwa jauh lebih banyak bukan perokok mati karena kanker paru-paru daripada perokok.

Profesor Sterling dari Universitas Simon Fraser di Kanada barangkali yang paling mendekati kebenaran. Dia menggunakan makalah-makalah hasil penelitian untuk menarik kesimpulan berdasakan pemikiran yang cermat bahwa :"merokok itu membentuk formasi lapisan lendir tipis di dalam paru-paru, yang menjadi sebuah lapisan pelindung yang menghalangi partikel-partikel penyebab kanker agar tidak bisa memasuki jaringan paru-paru."

Mungkin ini merupakan sebuah penemuan ilmiah yang mendekati kebenaran yang dapat kita lakukan saat ini. Partikel-partikel radio aktif mematikan yang terhisap oleh seorang perokok akan terperangkap pada lapisan lendir, dan kemudian dikeluarkan dari tubuh sebelum memasuki jaringan paru-paru. Semua ini mungkin sedikit menekan orang yang bukan perokok, namun ada satu atau dua cara untuk meminimalkan risiko.

Dari pada menjauh dari perokok di pub atau club Anda, sebaiknya dekatilah sedapat mungkin, dan hisaplah asap bekas mereka yang mahal itu. Teruskan, jangan malu-malu, hisaplah dalam-dalam beberapa kali. Barangkali, Anda juga dapat merokok satu batang sigaret atau cerutu setiap kali sesudah makan, hanya tiga batang sehari untuk membentuk lapisan lender pada paru-paru Anda. Jika Anda tidak bisa atau tidak akan melakukan salah satu dari ketiga saran di atas, pertimbangkan untuk menelepon Michael Jackson untuk meminta sebuah masker cadangan!

Original source : http: www./joevialls.co.uk/transpositions/smoking.html 4/30/2004 (dead link)

Sumber :
http://bluefame.com/index.php?showtopic=161024
http://akhirzaman.info/index.php?option=com_content&view=article&id=1:rokok-bebas-kanker-paru-paru


Berikut ini saya tampilkan keterangan mengenai penulisnya:
JOE VIALLS

From Wikipedia, the free encyclopedia
Joe Vialls (1944 – 17 July, 2005) was a conspiracy theorist and internet journalist based in Perth, Western Australia. His claims that major incidents such as the Port Arthur massacre, terror attacks in Bali and Jakarta and the 2004 Asian Tsunami were the work of Israeli and American secret agents gained a measure of notoriety in Australia, America and Indonesia.[1]

Published work
Joe Vialls self-published a number of books including Deadly Deception at Port Arthur, The Murder of Policewoman Yvonne Fletcher and Lockerbie and the Bombing of Pan Am 103, and was the author of hundreds of internet articles.[2]
Many of Vialls' investigations blamed significant world events - such as the 2004 Asian Tsunami - on joint CIA/Mossad operations, and Vialls maintained in disclaimers on his site that his reports were written in the interest of public safety. In other investigations, Vialls supposedly proved that such esoteric happenings as the death of Diana, Princess of Wales and a scandal involving the wearing of a swastika by Prince Harry were Zionist plots.[3]
It has been claimed that much of his published work is anti-Semitic and anti-American in nature.[4][5][6]

Three major investigations
  1. The first major Vialls investigation was into the 1984 murder of WPC Yvonne Fletcher outside the Libyan embassy in St. James's Square. He concluded that the fatal shots had come not from within the embassy but from a penthouse flat next-door-but-one to the Libyan embassy, and were fired by CIA/Mossad agents.[7]
  2. The second investigation concerned the 1988 Lockerbie bombing together with day-by-day summaries of the Pan Am Flight 103 bombing trial. Vialls developed his own theory about the true cause of the bombing. Again, Vialls linked the CIA and Mossad to the crime.[8]
  3. The third major investigation was into the Port Arthur massacre in Tasmania, Australia. Vialls claimed that an intellectually-impaired man, Martin Bryant, was wrongly convicted for this crime and did not receive a fair trial. Vialls claimed that this case, also, was an Israeli operation carried out by Mistaravim. [9]
Other controversies
Vialls was a self-proclaimed private investigator dedicated to "exposing media disinformation," and made many claims in his reports disputing official explanations for events. The website thewebfairy.com wrote a comprehensive report, rebutting Vialls' claims regarding the crash of American Airlines Flight 77 into the Pentagon on September 11, 2001. The rebuttal centred mainly on Vialls' comparison of the Pentagon crash with an incident in which an Israeli El Al 747-200F cargo plane, flight 1862, crashed into a 12-story apartment block in the Amsterdam suburb of Bijlmer on 4 October 1992.[10]
He also disputed the official explanation for the bombings of the Australian embassy and Marriott Hotel in Jakarta, Indonesia's capital. Vialls asserted that the explosives that authorities claimed were used in the Indonesian bombings were not powerful enough to have caused the damage and casualties that resulted. He claimed to demonstrate from photographs of the aftermath of each of the bombings, compared to the photographs taken in Northern Ireland where a 1,000 pound IRA bomb did not leave a crater or strip concrete from buildings, that a "micronuke" from Mossad's Dimona research and development facility in the Negev desert had been used. Vialls claims a device similar to the smallest United States nuclear weapon known as the Davy Crockett or M-388 round, a version of the W54 warhead, a very small sub-kiloton fission device, was used in the attacks. The Mk-54 weighed about 51 lb (23 kg), with a selectable yield of 10 or 20 tons, which Vialls claimed was consistent with the damage inflicted in Bali and elsewhere. A complete Mk-54 round weighed 76 lb (34.5 kg). One of the major flaws in Vialls' theory was the absence of any radiation in Bali after the explosion. Vialls explained this flaw by claiming that geiger counters cannot detect alpha radiation; an explanation which contradicts the established properties of geiger counters (which usually do detect alpha particles) and the known characteristics of nuclear fallout, much of which consists of particles which are gamma emitters. In his investigation of the first Bali bomb, Vialls cited an opinion article in the Jakarta Post, Indonesia's largest English-language newspaper by circulation, written by an expatriate editor at the Post, which expounded a similar theory.[11]
Vialls' theories have received popular support among leaders of some Muslim factions in Indonesia, who have cited his theories as fact. Indonesian internet forum Swara Muslim (Muslim voice) wrote an opinion piece stating that Vialls' claim that the bombing of the Australian embassy was conducted by the CIA and Mossad was "based on solid fact."[12] Indonesian Muslim cleric Abu Bakar Ba'asyir told Australia's ABC radio that he believed Vialls' theory regarding the first Bali bomb was a correct one.[13]

Hacked off
Vialls claimed that many of his articles were hacked off his original Yahoo! website years ago and his former www.vialls.com site which used to boast as many as 170 articles. Less than half that number of articles have been archived and are still available on the internet. Vialls included in a page of reports that he claimed had been hacked off the internet an animation that he produced himself, entitled "Israeli Heaven," which invites viewers to "Come to Israel" where Israelis are said to "Enjoy Whatever Of [sic] Bloodshedding [They] Want" by killing Palestinian women and children. [14] The animation prominently features the iconic image of Muhammad al-Durrah, a Palestinian boy who was reported to have been killed by Israeli gunfire, but whose death remains a subject of heated controversy, as well as other controversial images.

Death
After a period of illness, Vialls was reported to have died at the Royal Perth Hospital in Western Australia on 17 July 2005 of a heart attack.[15]

 References
  1. ^ "Tall Tales". Retrieved 2009-10-31.
  2. ^ "Vialls Investigations - Exposing Media Disinformation". Archived from the original on 2003-04-09. Retrieved 2008-12-29.
  3. ^ "Pulsed-Strobe "Less Than Lethal" Weapon at the Ritz". Archived from the original on 2003-04-06. Retrieved 2008-12-29.
  4. ^ "Zionists Nuke Downtown Beirut - Again!". Archived from the original on 2007-09-12. Retrieved 2009-10-31.
  5. ^ "Australian Antidefamation Commission". Retrieved 2009-10-31.
  6. ^ "U.S. State Department Report On Contemporary Global Anti-Semitism". Retrieved 2009-10-31.
  7. ^ "The Murder of Policewoman Yvonne Fletcher". Archived from the original on 2002-12-06. Retrieved 2008-12-29.
  8. ^ "The Lockerbie Trial & Appeal, Camp Zeist, Holland". Archived from the original on 2003-10-04. Retrieved 2008-12-29.
  9. ^ "Deadly Deception at Port Arthur". Archived from the original on 2002-02-04. Retrieved 2008-12-29.
  10. ^ "Pentagon Attack Plane Was An El Al Lookalike". Archived from the original on 2003-04-11. Retrieved 2008-12-29.
  11. ^ "Bali Micro Nuke - Lack of Radiation Confuses "Experts"". Archived from the original on 2003-02-10. Retrieved 2008-12-29.
  12. ^ "Bomb in Jakarta Hotel Was American/Israeli (Report in the Bahasa Indonesia language by Indonesian Muslim Voice)". 2003-08-10.
  13. ^ "Bashir links CIA to Bali bombings". ABC News. 2006-08-29. Retrieved 2008-12-29.
  14. ^ "Israeli Heaven". Archived from the original on 2002-09-11. Retrieved 2008-12-30.
  15. ^ "Joe Vialls Passed Away Today"

Link lain tentang tulisan ini :
 http://masternewmedia.org/news/2006/01/02/how_mass_media_may_shape.htm
 http://www.aneki.com/lung_cancer_countries.html (ranking negara dengan penderita kanker paru-paru)

Catatan : Mengenai keyakinan mana yang menjadi acuan Anda mengenai merokok beserta seluruh dampaknya, sepenuhnya hak Anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar