Jumat, 21 Desember 2012

Kenikmatan Ibadah Berkat Bakti Pada Orang Tua




Dalam suatu kesempatan, Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Sulaiman a.s. untuk pergi ke laut agar melihat sesuatu yang mengagumkan dan mendapati hikmah di baliknya.

Nabi Sulaiman a.s. pun keluar dari istananya menuju laut bersama-sama jin dan manusia.

Sesampainya di tepi laut, beliau tak melihat sesuatu yang menarik perhatiannya, lantas Nabi Sulaiman a.s. berkata kepada Jin Ifrit : "Menyelamlah engkau ke dasar laut ini dan kembalilah dengan membawa sesuatu yang menarik di dalamnya."

Jin ifrit pun menyelam hingga lama dan kembali lagi, lalu berkata : "Wahai Nabi Sulaiman, sungguh aku telah menyelam ke dalam laut dengan perjalanan yang amat jauh, tetapi tidak sampai ke dasarnya dan juga tidak kulihat sesuatu yang menarik."
Kemudian Nabi Sulaiman a.s. memerintahkan Jin yang lain.

Sama halnya dengan jin yang pertama, ia tidak juga menemukan sesuatu pun yang menarik. Walaupun jin yang kedua ini menyatakan telah menyelam sebanyak dua kali.
Lalu Nabi Sulaiman a.s. memerintah seorang manusia yaitu Ashif bin Burkhiya, menteri beliau yang telah disebut dalam Al-Qur'an sebagai orang yang mengerti ilmu kitab.

Melalui Ashif, akhirnya Nabi Sulaiman a.s. dibawakan kubah yang mempunyai 4 pintu, masing-masingnya terbuat dari : intan, yaqut, mutiara, dan zabarjad yang hijau.
Lalu pintu kubah itu terbuka seluruhnya, namun setetes air pun tidak ada yang masuk ke dalamnya, padahal kubah itu berada di dasar laut yang paling dalam.

Di dalam kubah terdapat seorang pemuda yang berpakaian bersih dan baik sedang melaksanakan shalat.

Nabi Sulaiman a.s. masuk ke dalamnya dan mengucapkan salam lalu berkata kepada pemuda itu : "Apakah yang membuatmu bisa bertempat tinggal di dasar laut ini ?"

Pemuda itu menjawab : "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya ayahku itu orang yang lumpuh dan ibuku tuna netra, aku selalu berusaha melayani mereka selama 70 tahun."
Ketika ibuku akan meninggal dunia, beliau berdo'a : "Ya Allah, berilah anakku usia yang panjang untuk ibadah kepada-Mu."

Begitu juga ketika ayahku akan meninggal dunia, beliau berdo'a : "Ya Allah, berilah anakku kesempatan untuk beribadah pada-Mu di suatu tempat yang kiranya tidak bisa dilalui oleh syaitan."

Setelah aku memakamkan jenazah ibu dan ayahku, lalu aku pergi menuju tepi laut ini dan kulihat kubah ini persis dihadapanku. Aku pun masuk ke dalam kubah tersebut untuk melihat keindahan di dalamnya. Akhirnya sesosok Malaikat datang kepadaku dan membawaku bersamanya ke dalam laut ini.

Nabi Sulaiman a.s. bertanya : "Kira-kira kapankah kau sampai ke tepi laut ini ?"

Pemuda itu menjawab : "Kira-kira pada zaman Nabi Ibrahim a.s."

Nabi Sulaiman a.s. mengingat tentang sejarah Nabi Ibrahim a.s. yang bisa diperkirakan 2.400 tahun silam. Sungguh pun demikian, pemuda itu masih tetap muda, tak ada satu pun uban di rambut kepalanya.

Nabi Sulaiman a.s. bertanya : "Bagaimanakah minuman dan makananmu ?"

Pemuda itu menjawab : "Setiap hari ada seekor burung hijau yang membawa sesuatu yang kuning di patuknya, lalu aku memakannya. Aku bisa merasakan segala kenikmatan di dunia dengan memakannya. Aku tidak merasa lapar dan haus, panas dingin dan tidur pun tidak ada keinginan lagi, aku tidak merasa susah dan jemu sama sekali".

Nabi Sulaiman a.s. berkata : "Apakah engkau senang untuk ikut bersama kami ? Ataukah kau ingin kukembalikan lagi ke tempatmu ?"

Pemuda itu menjawab : "Wahai Nabi Allah, aku ingin kembali ke tempatku semula."

Dan pada Akhirnya Nabi Sulaiman a.s. memerintahkan Ashif bin Burkhiya untuk mengembalikan pemuda yang berbakti pada kedua orang tuanya itu ke tempatnya semula di dasar lautan yang terdalam demi menikmati keindahan ibadah pada Allah SWT.

(Dikutip dari kitab : "Irsyadul ibad ila sabilir-rasyad")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar