Jumat, 21 Desember 2012

AKIBAT MAKAN KURMA MILIK ORANG LAIN




Selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat untuk berziarah ke Masjidil Aqsa. Sebagai bekal diperjalanan, ia membeli kurma dari pedagang tua yang berdagang dekat Masjidil Haram.

Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma terjatuh dari meja, dan berdekatan dengan timbangan. Ia menyangka kurma itu sebahagian dari yang ia beli, dan Ibrahim memungut lalu memakannya.

Kemudian ia terus berangkat menuju Al Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih satu tempat beribadah dalam ruangan di bawah Kubah Sakhra. Ia bersolat dan berdoa dengan khusyuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.

"Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara' yang do'anya selalu dikabulkan ALLAH SWT", kata malaikat yang satu.

"Tetapi sekarang tidak lagi. Do'anya ditolak kerana empat bulan yang lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masjidil Haram", jawab malaikat yang satu lagi.

Ibrahim bin Adham terkejut, dan ia merasa cemas sekali, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, solatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. "Astaghfirullahal 'adzhim", Ibrahim beristighfar.

Terus ia berkemas untuk berangkat lagi menuju ke Mekkah untuk menemui pedagang tua penjual kurma untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya.

Begitu sampai di Mekkah ia bergegas terus menuju ke tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemui pedagang tua itu melainkan seorang anak muda.

"Empat bulan yang lalu saya membeli kurma di sini dari seorang pedagang tua. Di manakah ia sekarang ?", tanya Ibrahim.

"Ooo ... Beliau sudah meninggal sebulan yang lalu, sekarang saya yang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma", jawab anak muda itu.

"Innalillahi wa innailaihi roji'uun, kalau begitu kepada siapakah saya boleh meminta untuk penghalalan … ?".

Kemudian Ibrahim menceritakan peristiwa yang dialaminya.

“Nah, begitulah”, kata Ibrahim setelah bercerita.

"Saudara sebagai ahli waris orang tua itu, bolehkah saudara menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur saya makan tanpa izinnya … ?".

"Bagi saya tidak masalah ... Insya Allah saya halalkan ... Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang ... Saya tidak berani menghalalkan bagi pihak mereka, karena mereka mempunyai hak waris yang sama dengan saya".

"Tolong berikan alamat saudara-saudaramu, biar saya temui mereka satu persatu".

Setelah menerima alamat, Ibrahim bin Adham pergi menemui saudara-saudara anak muda itu. Meskipun berjauhan, akhirnya urusan itu selesai juga. Mereka semua setuju menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka yang dimakan oleh Ibrahim secara tidak sengaja.

Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham kembali berada di bawah Kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap.

"Itulah Ibrahim bin Adham yang do'anya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain".

"Ooo, tidak … ! Sekarang do'anya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang beliau sudah bebas".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar